Karakteristik boraks berbentuk kristal putih, tidak berbau, sedikit larut dalam air, stabil pada suhu serta tekanan normal. Boraks dipasaran terkenal dengan nama pijer, bleng, gendar dan air kl.
Boraks seringkali disalah gunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, seperti digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan bakso, nuget, tahu, ketupat/lontong serta kerupuk. Ciri-ciri dari dari makanan yang mengandung boraks adalah sifatnya yang kenyal. Kandungan boraks pada makanan ini tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan, karena boraks tidak boleh digunakan untuk bahan makanan maupun minuman.
Boraks mempunyai nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat, umumnya digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, untuk mematri logam, pengawet kayu, proses pembuatan gelas dan enamel, antiseptik, desinfektan, serta pembasmi kecoa.
Boraks mempunyai nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat, umumnya digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, untuk mematri logam, pengawet kayu, proses pembuatan gelas dan enamel, antiseptik, desinfektan, serta pembasmi kecoa.
Dampak Negatif
Toksisitas boraks yang terkandung dalam makanan tidak secara langsung dirasakan oleh pengkonsumsinya. Tetapi akan diserap oleh tubuh dan terdeposit secara kumulatif didalam organ, misalnya pada hati, ginjal, jaringan lemak, pembuluh darah, otak dll.
Boraks akan menyerang langsung sistem saraf pusat dan menimbulkan gejala keracunan seperti demam, mual, muntah, diare, kejang, iritasi kulit dan jarinagn lemak, apatis, depresi, anuria, sianosis, hipotensi/tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan bahkan kematian. Pada anak-anak dan bayi bila kadar boraks didalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih maka akan terjadi keracunan sangat fatal yang dapat menyebabkan kematian. Pada orang dewasa dapat menimbulkan kematian bila kadarnya mencapai 10-20 gram.
Gejala Keracunan
- Keadaan umum: lemah, sianosis, hipotensi
- Terhirup: iritasi membran mukosa, tenggorokan sakit, dan batuk, efek pada sistem saraf pusat berupa hiperaktifitas, agitasi dan kejang. Aritmia berupa atrial fibrilasi, syok dan asidosis metabolik. Kematian dapat terjadi setelah pemaparan, akibat syok, depresi saraf pusat atau gagal ginjal.
- Kontak dengan kulit: Eritrodemik rash (merah), iritasi dan gejala seperti orang mabuk, deskuamasi dalam 3-5 hari setelah pemaparan.
- Tertelan: mual, muntah, diare, gangguan pencernaan, denyut nadi tidak beraturan, nyeri kepala, gangguan pendengaran dan penglihatan, sianosis, kejang dan koma. Keracunan berat dan kematian umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak dalam 1-7 hari setelah penelanan, sedangkan pada orang dewasa jarang terjadi.
Akibat dari terdepositnya boraks didalam tubuh melalui makanan, secara umum menimbulkan kerusakan pada sistem saraf pusat, hati, otak, gastrointestinal serta ginjal. Untuk itu berhati-hatilah dalam memilih makanan dan pastikan bahan makanan yang dikonsumsi terbebas dari boraks.