Baru-baru ini tersiar kabar di beberapa daerah dan ibukota tentang adanya peredaran minyak goreng curah yang didaur ulang dari minyak goreng bekas (jelantah) dicampur oli bekas (limbah kendaraan bermotor). Peredaran minyak goreng curah jenis ini sudah sampai pada taraf memprihatinkan, karena ternyata distribusinya sudah masuk ke pasar tradisional di berbagai daerah termasuk DKI Jakarta.
Berdasarkan penelitian dan uji laboratorium, pada minyak goreng oli bekas ini ternyata mengandung “senyawa benzena pemicu kanker” yang sangat tinggi. Hal yang sangat mencemaskan adalah dampak yang ditimbulkan sedemikian fatal dan mengerikan bagi pengkonsumsinya. Karena selain memicu penyakit kanker, racun dalam minyak goreng oli bekas ini akan cepat terdeposit didalam tubuh sehingga berpotensi menyebabkan penyakit-penyakit berat yang lain.
Bagi masyarakat golongan menengah keatas yang mengkonsumsi minyak goreng kemasan mungkin tidak menjadi masalah, akan tetapi untuk golongan menengah kebawah yang nota bene memang mengkonsumsi minyak goreng curah menjadi hal yang sangat merisaukan.
Sepintas dari penampilan antara minyak goreng oli bekas dengan minyak goreng curah yang asli hampir tidak bisa dibedakan. Dari sisi warna, aroma dan tingkat kejernihannya sulit dibedakan, anda akan dapat membedakan setelah minyak goreng tersebut digunakan.
Umumya minyak goreng curah (asli) akan terjadi perubahan warna yang drastis (coklat tua) setelah 2-3 kali digunakan. Tapi pada minyak goreng oli bekas perubahan warna drastis akan terjadi hanya satu kali penggunaan. Terlebih lagi bila dilakukan uji lab maka semuanya nampak jelas dapat dilihat banyak sekali perbedaan terutama dari kandungan racun dan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Walaupun anda tidak menggunakan minyak goreng oli bekas, pertanyaannya adalah sudah amankah makanan yang anda konsumsi? terutama makanan yang anda beli?
Untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari minyak goreng terhadap kesehatan tubuh, minyak goreng yang asli (curah dan kemasan) sebaiknya digunakan maksimal 4 kali saja. Lebih dari itu akan terjadi tingkat kerusakan yang lebih tinggi pada minyak goreng yang berakibat pada kesehatan.
Tips:
- Harus semakin jeli memilih minyak goreng curah karena sulit dibedakan secara fisik, dan mengujinya bila terjadi perubahan warna dalam sekali penggunaan artinya minyak goreng tersebut tidak layak digunakan.
- Harus semakin jeli memilih makanan (digoreng) yang anda beli, jangan tertipu dengan penampilannya karena mungkin saja makanan tersebut digoreng dengan minyak goreng oli bekas, anda mau?
- Untuk sementara lebih aman menggunakan minyak goreng kemasan, selama belum adanya campur tangan dari dinas terkait untuk pengawasan dalam peredaran bahan makanan.